Rabu, 27 Agustus 2008

Subhaanallah

Seorang manusia dalam hubungan dengan Allah SWT, akan menempuh beberapa cara, berlainan sekali ketika hubungan dengan sesuatu yang gaib dari pandangannya. Misalnya, seorang manusia ketika sadar dalam kehidupannya sehari-hari akan menyaksikan berbagai perkara, sesuai dengan apa yang diberikan kesadaran tersebut dari berbagai kejadian keduniaan, atau sekedar mengetahui kulit saja dari perkara-perkara tersebut.
Apabila seseorang itu sadar, ia dikuasai sepenuhnya oleh pengaruh otaknya. Tetapi, apabila ia tidur, keadaan akan berubah sama sekali. Dalam tidur ia dapat melihat bermacam-macam perkara, di mana hal itu tidak dapat disaksikannya ketika sadar, dan itu memang tidak dapat dijangkau oleh otak manusia. Di dalam mimpinya, mungkin melihat dirinya terbang di udara, atau merasakan dirinya berada pada suatu tempat yang tidak pernah dikunjungi dan tidak pernah dilihatnya di dunia ini. Mungkin ia sedang berbincang-bincang dengan beberapa tokoh yang ternyata sudah meninggal sejak beberapa tahun yang silam. Atau mungkin ia menyaksikan hal-hal yang sangat ajaib terjadi, yang tidak dapat ditangkap dan diterima oleh akal atau logikanya. Misalnya, ia melihat dirinya menunggang seekor kuda, padahal ia sama sekali tidak dapat menunggang seekor kuda, atau mungkin ia dapat melakukan suatu perbuatan yang tidak dapat dilakukannya di dunia ini dalam kehidupan sehari-hari.
Yang mengherankan adalah, semua mimpi tersebut terjadi dengan sempurna, sedang mata tertutup. Maka pada waktu itu yang melihat bukan mata, tetapi roh. Kalau demikian, roh itu memiliki alat penglihat tersendiri. Ia dapat bertemu dengan orang-orang yang telah meninggal dunia dan dapat berbicara dengan mereka.
Seorang yang sedang tidar, sebenarnya ia berada di alam lain, bukan di alam sadarnya, karena itulah rohnya dapat bertemu dengan orang tuanya yang telah meninggal beberapa tahun silam. Ia juga dapat bertemu dengan orang-orang dan benda-benda yang tidak dikenal pada waktu sadarnya, dan kadang-kadang tidak masuk di akalnya.
Timbullah suatu pertanyaan, apakah yang membuat manusia dapat melihat dan mengalami semua itu ketika ia sedang tidur dan menutup mata? Sedang ia tidak dapat melihatnya ketika sedang tersadar dan membuka mata. Apa yang menyebabkannya dapat melihat orang-orang dan tempat-tempat yang tidak pernah dilihatnya pada waktu sadarnya? Kemudian, apabila ia terbangun dari tidurnya, tiba-tiba semua yang sedang dilihat dan dialaminya itu akan lenyap dari matanya. Bagaimana dapat kita tafsirkan perkara tersebut?
Jawabnya, ketika kita melihat suatu benda atau kejadian, akal kita akan memberi tahu kita. Tetapi, perkara yang kita lihat dalam mimpi adalah perkara yang luar biasa, karena itulah kita kembalikan pada kekuasaan ‘Subhaanallah’ dan ‘Laisa kamitslihi syaian’, karena kita tidak mengetahui hokum-hukum roh di waktu jasad masih hidup dan pada waktu roh meninggalkan jasadnya. Semua itu adalah perkara gaib, yang tidak akan dijangkau akal manusia. Karena itulah kita kembalikan perkara itu pada kekuasaan ‘Maha Suci Allah’ dan ‘Tiada sesuatu pun yang menyerupai-Nya’.Jika anda berkata: si fulan telah memukul si fulan dengan mengerahkan semua kekuatannya. Adalah itu memberikan beberapa arti? Jawabnya, tidak! Sesuatu itu tidak akan memberikan arti apapun, kecualil jika dibangdingkan dengan pelakunya, dan anda gambarkan pula kekuatan si pelaku tersebut. Tegasnya, jika kami katakana: seorang bayi berusia beberapa bulan telah memukul saya dengan segenap kekuatannya. Kami berkata lagi: seorang petinju terkenal di seluruh dunia telah memukul saya dengan seluruh kekuatannya; di sini barulah tampak makna atau maksud kedua pukulan tersebut. Yang pertama, yaitu pukulan yang tidak menimbulkan bekas apapun terhadap tubuh kami, dan kami tidak merasakan sakit sedikit pun karena pukulan tersebut. Yang kedua, suatu pukulan yang mungkin dapat mematikan kami. Padahal kedua pemukul tersebut telah menggunakan semua kekuatan yang telah diberikan Allah SWT untuk melakukan pukulan. Perbuatan pukulan di sini sesuai dengan keadaan si pemukul. Pukulan anak kecil tidak akan memberikan rasa sakit sedikitpun terhadap diri kami, akan tetapi pukulan si petinju tersebut dapat dengan mudah mematahkan tulang belulang tubuh kami. (bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar